Jumat, 25 Maret 2011

Istilah Dalam Penggunaan Kamera


1. A

Singkatan dari Aperture Priority, mode pemotretan dengan lebar bukaan ditentukan oleh fotografer. Kamera akan menentukan shutter speed yang diperlukan agar foto memperoleh pencahayaan yang mencukupi.

2. A-DEPTH

Fitur yang memungkinkan fotografer untuk mengfatur agar gambar terekam tajam pada jarak tertentu. Pada kamera analog, kamera akan melakukan 2 kali pemotretan pada frame yang sama dengan bukaan aperture yang berbeda. Pada pemotretan ini subyek foto dituntut untuk tidak bergerak.

3. AE

Auto Exposure, pemotretan secara otomatis dengan setting ditentukan oleh kamera

4. AE-lock

Auto Exposure Lock, pemotretan secara otomatis dengan setting awal ditentukan oleh kamera dan disimpan untuk pemotretan berikutnya. AE-lock dapat mempercepat proses pemotretan karena kamera tidak perlu lagi mengatur setting baru pada frame-frame berikutnya.

5. AF

Auto Focus, fitur yang memungkinkan kamera melakukan fokus pada obyek tanpa campur tangan fotografer. Pada umumnya kamera akan mengambil fokus pada obyek yang berada di tengah frame.

6. AF-lock

Auto Focus Lock, fitur yang memungkinkan kamera melakukan fokus pada obyek tanpa campur tangan fotografer. Proses ini hanya dilakukan pada frame pertama dan selanjutnya kamera akan menggunakan jarak tersebut pada frame-frame berikutnya. Fitur ini berguna untuk mempercepat proses pemotretan berurutan, misalnya pada pemotretan sport/ olahraga

7. ASA

Singkatan dari American Standard Association yang digunakan sebagai ukuran kepekaan film. Istilah ini sudah jarang digunakan, organisasinya pun sudah berubah nama. Istilah yang lebih sering digunakan saat ini adalah ISO, nilai ASA sama dengan ISO. .

8. AUTO

Mode pemotretan cepat tanpa campur tangan fotografer. Kamera akan secara otomatis menentukan fokus dan setting pencahayaan.

9. Av (=A)




10. B

Bulb, pengaturan kecepatan tanpa batas waktu. Pada setting ini aperture akan tetap terbuka selama tombol shutter ditekan.

11. Background

Latar belakang, segala sesuatu yang ada di dalam frame dan jaraknya lebih jauh daripada obyek utama.

12. BG

Lihat Background.

13. Blue hour

Waktu senja hari ketika matahari sudah mulai terbenam, lampu-lampu penerangan sudah menyala, namun langit masih tampak biru. Kondisi ini biasanya hanya berlangsung 15-20 menit di Indonesia.

14. Blur

Kabur, samar, kondisi gambar yang tidak tertangkap dengan tajam. Blur akibat shake merupakan sesuatu yang dihindari oleh fotografer, namun blur juga merupakan cara untuk menonjolkan obyek utama

15. Bokeh

Merupakan istilah bahasa Jepang untuk blur. Istilah ini mengacu pada blur yang bernilai seni, bertujuan untuk mengisolasi & menonjolkan obyek utama. Bokeh diperoleh melalui:
(1) Penggunaan bukaan aperture lebar
(2) Menggunakan lensa tele dengan zoom terjauh
(3) Memberi jarak obyek utama dengan latar belakang yang cukup jauh

16. Bracketing

Pemotretan beberapa frame secara berurutan dengan kompensasi pencahayaan (exposure compensation) yang berbeda. Fitur ini diperlukan untuk membuat foto HDR (High Dynamic Range)

17. Buffer

Ruang memory pada kamera yang berfungsi untuk menyimpan data gambar sesaat sebelum ditampilkan atau disimpan ke storage media

18. Bulb

Lihat B.

19. Burst

Pemotretan berurutan atau terus menerus. Kamera akan mengambil gambar selama shutter ditekan, menghasilkan beberapa frame yang menunjukkan urutan aktivitas

20. Burst rate

Banyaknya frame yang bisa dihasilkan dalam 1 detik. Burst rate dapat berkisar dari 0.3 fps untuk kamera poket sederhana (= 1 frame setiap 3 detik) hingga 60 fps untuk kamera yang dirancang khusus. Kamera-kamera DSLR profesional memiliki burst rate 3 fps atau lebih.

Kamis, 24 Maret 2011

Tips Fotografi Kamera Digital Untuk Pemula

Tips Fotografi Kamera Digital Untuk Pemula – Buat saya, kamera diperlukan untuk mengabadikan momen. Walaupun mungkin tidak puas dengan segala keterbatasan kamera poket tipe point & shoot, tapi momen yang dapat diabadikan jauh lebih berharga. Banyak momen indah yang tak bisa diulang akan terlewatkan tanpa kamera. Jadi, saya akan menyarankan:

[Image: Foto-Kamera-Digital-2011.jpg]
Foto Kamera Digital 2011

“Beli saja kamera sesuai budget yang ada, tapi pilih kamera dengan kualitas & fitur terbaik pada harga tersebut”

Itu sebabnya saya buat catatan tentang kamera-kamera kompak berharga ekonomis.

Jika kamera sudah berada di tangan, tips berikut ini akan berguna bagi Anda agar tak ketinggalan momen. Beberapa tips berlaku umum, beberapa lainnya diberi catatan khusus untuk pemakai DSLR atau khusus pemakai poket.

1. Tas atau kantong kamera

Ada berbagai macam disain dan ukuran tas kamera, dari yang model slempang, ransel, dengan banyak variasi ukuran dan ruangan. Yang perlu diperhatikan adalah seberapa cepat Anda dapat menjangkau kamera pada saat diperlukan. Tas model ransel yang berukuran besar memungkinkan Anda membawa banyak perlengkapan, tetapi jika disandang di punggung tentu memerlukan waktu lebih untuk mengambil kamera Anda. Jika sudah berada di lokasi pemotretan, mungkin lebih baik Anda menyandangnya di depan agar kamera lebih mudah dijangkau tanpa perlu menanggalkan tas dari tubuh Anda.

2. Batere cadangan

Batere merupakan elemen vital dalam kamera digital dan salah satu kesalahan yang paling sering terjadi adalah batere yang habis di tengah sesi pemotretan. Daya tahan batere selain dipengaruhi oleh kapasitas batere, juga dipengaruhi oleh:

(1) pemakaian flash,
(2) penggunaan autofocus,
(3) penggunaan live-view atau review di LCD.
Jadi, meskipun batere Anda sudah discharge full power, tetaplah membawa batere cadangan.

3. Memory card


Memory card juga merupakan elemen vital dalam fotografi digital. Kapasitas memory card yang jauh lebih besar daripada rol film memungkinkan fotografer memotret dengan leluasa, namun ternyata sering menjadi batu sandungan, terutama untuk fotografer pemula.

Satu sesi pemotretan bias menghasilkan 200-500 frame foto. Kapasitas penyimpanan memory card ditentukan oleh:

(1) Ukuran resolusi frame (10 MP 6 MP, atau 3 MP, dst)
(2) Kualitas foto (Fine, Normal, Economy)
(3) Format file (RAW atau JPEG)

Jadi agar setiap momen terekam dengan baik, pastikan ruang kosong di memory card Anda cukup untuk 500 frame, atau bawa memory card cadangan.

4. Rencanakan kondisi pemotretan

Perencanaan kondisi pemotretan yang akan dihadapi akan member Anda persiapan lebih baik untuk menyesuaikan berbagai hal. Yang perlu diperhatikan, di antaranya:

(1) Lokasi: indoor atau outdoor
(2) Waktu: pagi, siang sore, atau malam. Ini akan berpengaruh pada:
(3) Lighting: ambience atau artificial

Jika pemotretan dilakukan secara outdoor dengan mengandalkan ambient light, maka Anda juga harus mempersiapkan penyesuaian dengan kondisi cuaca saat sesi berlangsung.

5. Kamera setting

Setelah memiliki gambaran kondisi pemotretan yang akan berlangsung, maka setting kamera harus disesuaikan. Anda dapat menggunakan scene program yang sudah tersedia atau menggunakan priority setting yang ada agar Anda dapat mengantisipasi setiap keadaan secepat mungkin. Saya sendiri biasanya menghindari penggunaan mode M karena “menyimpan” setting yang paling sering dipakai pada mode S (Tv) dan A.(Av)

Penggunaan mode M akan mengubah setting yang disimpan di posisi A (Av) dan S (Tv) sehingga memerlukan usaha lebih pada pemotretan berikutnya. Mode M ini biasanya hanya saya gunakan pada kondisi-kondisi khusus yang tidak memungkinkan penggunaan mode lainnya.

Setting lain yang harus dipastikan dan nilai yang biasanya saya gunakan adalah:

ISO – gunakan ISO terendah sesuai kondisi pemotretan
White balance

– Auto atau Daylight atau 5500K
Metering – Centr weighted
Shutter release – Continuous

Autofokus – Single

6. Energy saver

Banyak kamera dilengkapi dengan energy saver yang akan mematikan kamera secara otomatis jika tidak digunakan dalam waktu tertentu. Dalam satu sesi pemotretan, fitur ini kadang menjadi penyebab fotografer tidak sempat menangkap momen karena kameranya terlambat hidup saat start-up. Ini terutama terjadi pada kamera kompak & prosumer.

Jadi, matikan saja fitur energy saver selama sesi pemotretan.

7. Fokus dan zoom

Pemilihan mode focusing dan zooming akan mempengaruhi kecepatan respon kamera, terutama pada kamera poket yang melakukan zooming dengan motor elektrik. Kecepatan focus juga ditentukan oleh kontras warna antara subyek dengan latar belakang lingkungan di sekitarnya.

8. Review
Penggunaan live view dan melakukan review pada LCD sering menghabiskan waktu yang menyebabkan terlewatnya momen. LCD viewer hanya cocok untuk melakukan review singkat pencahayaan dan komposisi. Fokuslah pada menangkap momen.


Catatan khusus untuk pengguna DSLR:


1. Lensa

Penggantian lensa merupakan aktivitas yang cukup memakan waktu. Karena itu pakai lensa yang paling tepat supaya tak banyak momen terlewat akibat penggantian lensa. Lensa juga harus diperiksa dan kalau perlu dibersihkan sebelum dipasang agar diperoleh hasil yang memuaskan.

2. Penutup lensa

Jangan lupa melepaskan tutup lensa sebelum mulai memotret. Pastikan di mana Anda menyimpan tutup lensanya agar tidak hilang. Anda juga dapat menggunakan penutup bertali agar lensa tidak lepas dari kameranya.

3. Aksesoris

Aksesoris lain seperti filter dan flash akan sangat berpengaruh pada respon kamera. Penggunaan filter dapat mengkoreksi metering 1-2 f-stop. Penggunaan flash external akan mempercepat respon karena nergy-nya diperoleh dari batere yang terpisah.

Catatan khusus untuk pengguna poket:

1. Start up time

Startup time adalah waktu yang diperlukan antara kamera dinyalakan dan kamera siap memotret. Startup time pada kamera poket lebih lama daripada DSLR karena kamera melakukan checking dan adjustment pada lensa sebelum siap memoitret. Jika sudah mulai memotret, sebaiknya kamera tetap dalam kondisi menyala dengan mematikan nergy saver. Jika hendak menghemat nergi, Anda bias mematikan LCD (tidak bias dilakukan pada kamera tanpa viewfinder).

2. Shutter lag

Shutter lag adalah waktu antara tombol shutter ditekan dan saat kamera merekam gambar. Kamera-kamera baru sudah mampu mengatasi shutter lag ini, tetapi masih tetap harus diperhatikan.

3. Flash

Flash pada kamera poket sering menjadi sumber kehilangan momen karena kamera tidak dapat memotret saat flash sedang diisi. Sebisa mungkin, matikan flash agar diperoleh respon yang cepat.

KAMERA

DSLR Camera, Perangkat Memotret Andalan

[Image: nikon-d90-digital-slr-camera.jpg]

Memotret merupakan salah satu kegiatan yang diminati akhir-akhir ini. Orang semakin mudah melakukan kegiatan ini setelah teknologi digital semakin berkembang.

Dengan hanya menggunakan kamera yang terdapat pada telepon seluler, orang sudah dapat mengabadikan momen-momen penting. Didukung dengan operasional yang cukup mudah, menyemangati siapa saja yang ingin menyimpan setiap momennya dalam bentuk kenangan bergambar.

Kegiatan memotret tidak akan terlepas dari alat yang digunakan, yaitu kamera. Selain berbentuk kamera analog (manual), sekarang telah banyak dipakai jenis kamera dalam bentuk digital. Karena kepraktisannya, kamera digital banyak dipakai orang saat ini. Artinya, pada kamera digital tidak diperlukan film untuk merekam hasil pemotretan.

Hasil pemotretan berupa data digital disimpan dalam kartu memori (memory card). Jika ingin memperoleh foto hasil pemotretan tersebut, kita dapat langsung mencetaknya atau memakai jasa pencetakan foto di studio-studio foto. Keuntungan lainnya dari sebuah kamera digital adalah adanya layar untuk melihat hasil pemotretan atau juga sebagai viewfinder (pembidik).

Umumnya, suatu kamera, baik digital maupun analog, terbagi atas jenis berikut ini.

* Rangefinder camera, kamera pencari jarak.

Kamera jenis ini secara langsung mengukur jarak objek sehingga fokus yang diperoleh sangat akurat. Pengukur jarak tersebut terdapat pada kamera bagian atas yang disebut dengan parallax-unit.

* Single-lens reflex camera, kamera dengan lensa pemantul tunggal (kamera SLR).

Pada kamera jenis ini, terdapat cermin yang memantulkan berkas-berkas cahaya. Berkas tersebut dikirim dari lensa tunggal melalui viewfinder yang terpisah.

* Point and shoot camera, disebut juga dengan kamera autofokus atau kamera otomatis.

Pada kamera jenis ini terdapat bagian-bagian dengan pengaturan otomatis sehingga kamera dapat langsung digunakan.

* View camera, kamera penjelajah.


Kamera Digital Single Lens Reflex (DSLR)

Kamera jenis DSLR banyak dipakai oleh para profesional di bidang fotografi atau para peminat fotografi. Keuntungan penggunaan kamera jenis DSLR adalah ketepatan atau akurasi ketika menangkap gambar sebagai objek foto.

Hal ini dimungkinkan karena pada DSLR, pengguna dapat menentukan beragam jenis lensa yang sesuai dengan pemakaiannya. Selain itu, adanya sejenis sensor pada DSLR memungkinkan diperoleh akurasi tersebut. Sensor ini dinamakan CMOS, terdapat pada jenis kamera DSLR paling mutakhir.

Kamera DSLR pada umumnya diasosiasikan pada jenis kamera dengan format lensa 35 mm. Layar pada DSLR biasanya dipakai pula sebagai pengganti viewfinder saat tidak dapat digunakan, misalnya ketika pemotretan di bawah air.

Beberapa perusahaan kamera terkemuka juga mengeluarkan berbagai produk lensa yang kompatibel dengan kamera yang mereka keluarkan. Jenis lensa wide-angle, telephoto, ataupun macro.

Jenis kamera SLR dirintis pertama kali oleh perusahaan raksasa elektronik Sony pada 1981. Saat itu, masih berupa kamera analog. Kamera ini dapat dilengkapi beragam lensa sesuai keperluan, juga dengan viewfinder seperti yang terdapat dalam kamera SLR saat ini.

Perkembangan selanjutnya, silih berganti perusahaan kamera terkemuka mengeluarkan jenis kamera serupa sejak 1986, hingga kita mengetahui jenis DSLR seperti yang terdapat di pasaran saat ini. Berbagai perusahaan kamera terkemuka mengeluarkan jenis kamera DSLR, seperti Nikon, Kodak, Canon, Pentax, Minolta, atau Olympus.

Saat ini, Nikon dan Canon memimpin penjualan kamera DSLR. Bahkan, sampai dikenal adanya istilah aliran “Canikon” dan “Nikanon” untuk duo kamera yang memimpin penjualan tersebut. Kedua istilah tersebut biasa dipakai oleh para pendukung kedua merek kamera tersebut dalam perbincangan mereka di dunia maya.

Komponen Kamera DSLR

Sebuah kamera DSLR mempunyai komponen-komponen khusus berikut ini.

* Viewfinder, merupakan bagian paling penting dan menggunakan sistem bidikan melalui lensa. Sistem ini mencegah ketidaktepatan pandangan pemotret sehingga menghindari hilangnya bagian-bagian tertentu dari objek yang dipotret.

* Jendela bidik, bagian kamera yang menyebutkan seluruh informasi pemotretan, seperti pencahayaan (exposure) atau pilihan diafragma.

* Lensa, berfungsi untuk memusatkan berkas cahaya yang ditangkap oleh kamera. Jenis lensa terdiri atas wide-angle, telephoto, fish-eye, macro, dan zoom. Fokus pada lensa merupakan bagian yang mengatur jarak ketajaman lensa sehingga gambar yang dihasilkan tidak berbayang.

* Kecepatan rana (shutter-speed), kecepatan yang diperoleh saat shutter (tombol pemotret) membuka atau menutup. Saat tombol ditekan, terjadi bukaan lensa sehingga cahaya masuk. Kemudian, diterjemahkan menjadi bentuk data elektronik yang disimpan dalam micro-chip memory card.

* Diafragma, disebut juga dengan aperture (bukaan). Berfungsi mengatur intensitas berkas cahaya yang masuk.

* Layar monitor, terdapat di bagian paling belakang kamera, dapat berfungsi menggantikan viewfinder jika tidak dapat digunakan. Selain itu, berfungsi sebagai media untuk meninjau hasil pemotretan.

Jika Anda mempunyai minat untuk menekuni dunia fotografi secara serius, tidak ada salahnya untuk mulai melakukan investasi, dengan memiliki kamera jenis DSLR.

Pilihlah jenis kamera DSLR yang paling cocok dengan kebutuhan. Dan, paling penting, juga cocok dengan anggaran yang Anda sediakan.

Istilah-istilah pada lensa Nikon

Pemakai kamera SLR digital Nikon sebagian besar tentunya juga memakai lensa Nikon. Hal ini karena lensa Nikon memiliki kualitas optik yang amat baik dan tentunya banyak pilihan lensa yang tersedia. Dengan semakin berkembangnya teknologi lensa, kini istilah yang biasa dipakai pada lensa Nikon semakin banyak dan terkadang membingungkan untuk sebagian orang


[Image: nikon-af-s-18-200-f35-56-vr.jpg]


Sebagai contoh, bagaimana maksud dari istilah lensa Nikkor AF-S DX 18-200mm 1:3.5-5.6G VR IF ED? Barangkali catatan kecil ini ada gunanya.

* Nikkor : Nama untuk lensa buatan Nikon.
* AF-S : Lensa Nikon yang memiliki motor ‘SWM’ sehingga proses auto fokus dilakukan di lensa, bukan pada bodi kamera. Lensa AF-S diyakini lebih cepat dan akurat dalam urusan auto fokus dibanding lensa AF lainnya.
* DX : Lensa Nikon khusus untuk DSLR Nikon berformat DX (memiliki sensor APS-C). Lensa ini memiliki lingkar gambar lebih kecil dari lensa Nikon lain, sehingga memiliki ukuran yang juga lebih kecil. Apabila lensa ini dipasang pada DSLR Nikon berformat FX seperti Nikon D3, maka akan terjadi vignetting.
* G : Menyatakan ketiadaan aperture ring pada lensa. Pemilihan nilai aperture hanya bisa dilakukan melalui dial kamera (kamera SLR Nikon lama tidak kompatibel dengan lensa G ini).
* VR : Vibration Reduction, teknologi stabilizer pada lensa untuk meminimalisir getaran tangan saat memotret pada kecepatan rendah. Dengan memakai lensa VR kemungkinan gambar blur dapat dihindari karena elemen VR akan mengkompensasi getaran, kemampuannya hingga 3-4 stop.
* IF : Internal Focusing, proses auto fokus terjadi didalam lensa sehingga tidak ada bagian luar lensa yang berputar saat lensa mencari fokus. Ini memungkinkan penambahan filter tertentu pada bagian depan lensa.
* ED : Extra low Dispersion, elemen lensa khusus yang ditujukan meningkatkan kontras dan ketajaman dengan meniadakan penyimpangan warna saat cahaya memasuki bagian lensa / chromatic aberration.

Jadi, lensa tadi memiliki arti lensa Nikon berformat DX yang memiliki motor fokus pada lensa, memiliki jangkauan zoom terdekat di 18mm, terjauh di 200mm dengan diafragma maksimal pada saat wide di f/3.5, terjauh di f/5.6, memiliki teknologi stabilizer VR, tidak memiliki aperture ring, dilengkapi elemen lensa ED dan sistem mekanisme auto fokusnya secara internal. Karena lensa DX dirancang untuk dipasang di kamera Nikon DSLR bersensor APS-C, maka akan terkena crop factor 1,5x sehingga jangkauan efektifnya setara dengan 27-300mm.

Untuk lensa Nikon lainnya, masih banyak istilah lain yang biasa dipakai. Inilah diantaranya :

* SIC : Super Integrated Coating, lapisan khusus untuk menghilangkan flare saat lensa terkena cahaya matahari.
* N : Nano crystal coat, lapisan lensa yang juga dipakai untuk mengurangi flare dan ghosting.
* Asph : Aspherical lens, lensa khusus untuk mengurangi distorsi dan penyimpangan warna.
* D : Distance information, untuk memberikan informasi tentang jarak objek ke kamera sehingga membantu kerja sistem Matrix metering dan iTTL flash.
* DC : Defocus Control, untuk mengubah-ubah variasi bokeh sehingga foto portrait dapt memiliki background yang blurnya sesuai.
* Micro : Istilah untuk lensa khusus makro.

Itulah beberapa istilah dari lensa Nikon, barangkali ada gunanya bagi anda para pemakai dan calon pemakai kamera SLR Nikon.